Karakteristik penderita karsinoma sinonasal yang menjalani operasi di RSUP Sanglah Denpasar
- PDF  |
- DOI: https://doi.org/10.15562/medicina.v51i1.893  |
- Published: 2020-07-06
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Introduction: Sinonasal carcinoma are malignant tumors found in nasal cavity and paranasal sinuses. This malignancy ranks second most frequent of the head and neck malignancy after nasopharyngeal carcinoma. The principle of management is multimodality with surgery such as maxillectomy as the first choice followed by radiotherapy and/or chemotherapy. The incidence of sinonasal carcinoma continues to increase every year and requires further research. This study aimed to determine the characteristics of sinonasal carcinoma patients who underwent surgery at Sanglah General Hospital Denpasar in the period 2016-2018.
Methods: The study used a retrospective descriptive study design by taking secondary data from medical records. The study sample was sinonasal carcinoma patients who underwent surgery at Sanglah General Hospital Denpasar in the period 2016-2018.
Results: This study involved 45 patients. The majority age 41-60 years (46.7%) with male (51.1%) and women (48.9%). Most worked as farmers (42.2%) and at least as civil servants (6.7%). The most stage of disease was stage IV (57.8%) and the least was stage II (8.9%). Surgery performed were lateral rhinotomy (68.9%) and midfacial degloving (31.1%). Histopathological finding include squamous cell carcinoma (53.3%), adenoid cystic carcinoma (17.8%), adenocarcinoma (13.3%), undifferentiated carcinoma (11.1%) and other histopathological finding (4.5%).
Conclusion: Sinonasal carcinoma patients who underwent surgery, most in the age group 41-60 years, men, worked as farmers, with lateral rhinotomy surgery and histopathological finding was squamous cell carcinoma.
Pendahuluan: Karsinoma sinonasal adalah tumor ganas yang terdapat pada kavum nasi dan sinus paranasal. Keganasan ini menempati peringkat kedua yang paling sering dari keganasan di kepala dan leher setelah karsinoma nasofaring. Prinsip penatalaksanaan adalah multimodalitas dengan pembedahan berupa maksilektomi sebagai pilihan utama dilanjutkan dengan radioterapi dan atau kemoterapi. Angka kejadian karsinoma sinonasal terus meningkat dari tahun ke tahun dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita karsinoma sinonasal yang menjalani operasi di RSUP Sanglah Denpasar periode tahun 2016-2018.
Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi retrospektif dengan mengambil data sekunder dari rekam medis. Sampel penelitian adalah penderita karsinoma sinonasal yang menjalani operasi di RSUP Sanglah Denpasar periode tahun 2016-2018.
Hasil: Penelitian ini melibatkan 45 pasien. Didapatkan kelompok umur terbanyak adalah 41-60 tahun (46,7%) dengan jenis kelamin lelaki lebih banyak (51,1%) dibandingkan perempuan (48,9%). Jenis pekerjaan terbanyak yaitu sebagai petani (42,2%) dan paling sedikit sebagai PNS (6,7%). Stadium penyakit terbanyak adalah stadium IV (57,8%) dan terendah stadium II (8,9%). Jenis operasi yang dilakukan yaitu rinotomi lateralis (68,9%) dan midfacial degloving (31,1%). Gambaran histopatologi berupa karsinoma sel skuamosa (53,3%), karsinoma kistik adenoid (17,8%), adenokarsinoma (13,3%), karsinoma tidak berdiferensiasi (11,1%) dan gambaran histopatologi lainnya (4,5%).
Kesimpulan: Penderita karsinoma sinonasal yang menjalani operasi terbanyak pada kelompok umur 41-60 tahun, lelaki, bekerja sebagai petani, dengan jenis operasi rinotomi lateralis dan gambaran histopatologi karsinoma sel skuamosa.