Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Penanganan pseudokista pankreas karena trauma

Abstract

Kista pankreas karena trauma adalah kasus yang jarang terjadi dengan angka kejadian 5% pada kasus trauma. Gejala kista pankreas muncul tiga minggu pasca-trauma sehingga sering terjadi keterlambatan penanganan. Lebih dari 75% kista pankreas merupakan kista semu (pseudokista), dindingnya tidak dibatasi oleh epitel, melainkan jaringan ikat. Diagnosis kista pankreas ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan kadar amilase, ultrasonografi (USG) abdomen, dan computed tomography (CT) scan abdomen. Penanganan konservatif dilakukan bila kista dapat beresolusi sendiri. Operasi eksisi atau drainase interna dilakukan pada kista yang kecil. Kista yang besar ditatalaksana dengan sistogastrostomi, sistojejunostomi, atau sistoduodenostomi. Drainase eksternal dilakukan bila kista ruptur atau terinfeksi. Anak lelaki usia 9 tahun datang dengan keluhan utama nyeri perut kiri atas yang menjalar ke punggung dan menetap. Hal ini terjadi setelah penderita mengalami trauma pada perut. Pada pemeriksaan fisis didapatkan perut distensi, teraba masa lunak, dan mobile pada epigastrium. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar amilase serum. Pemeriksaan USG dan CT scan menunjukkan gambaran kista pankreas. Pada saat operasi didapatkan kista pankreas di daerah kauda pankreas dan dilakukan sistojejunostomi. Lima hari pasca-operasi penderita pulang tanpa komplikasi. Evaluasi 6 bulan pasca-operasi, penderita tampak membaik dengan kadar amilase normal. [MEDICINA. 2016;50(1):15-21]

How to Cite

Margareth, S. A., Wiargitha, I. K., & Sudiasa, I. K. (2016). Penanganan pseudokista pankreas karena trauma. Medicina, 47(1). https://doi.org/10.15562/medicina.v47i1.69

HTML
104

Total
49

Share

Search Panel