Gambaran hasil skrining pendengaran pada pasien dengan keterlambatan bicara & bahasa di poliklinik THT-KL RSUP Sanglah periode Januari-Desember 2017
- PDF  |
- DOI: https://doi.org/10.15562/medicina.v50i3.677  |
- Published: 2019-12-02
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Pendahuluan: Gangguan bicara dan bahasa telah lama menjadi perhatian para klinisi yang berkecimpung dalam kesehatan anak. Hal ini dikarenakan adanya berbagai kelainan yang dapat menyertai gangguan tersebut, juga adanya implikasi signi kan terhadap kehidupan anak- anak penyandangnya. Gangguan bicara dan bahasa dapat merupakan akibat dari berbagai kelainan seperti retardasi mental, gangguan pendengaran, gangguan persepsi, gangguan psikososial, autisme, mutisme elektif, afasia reseptif, dan cerebral palsy.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran hasil penapisan pendengaran pada penderita dengan keterlambatan bicara dan bahasa di poli THT- KL, RSUP Sanglah Denpasar.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan deskriptif retrospektif dengan mengambil data dari rekam medis pasien dengan gangguan bicara dan bahasa di poliklinik THT-KL RSUP Sanglah periode Januari 2017 hingga Desember 2017.
Hasil: Dari total 125 anak yang diteliti, dengan lelaki 77 anak dan perempuan 48 anak, didapatkan rentang usia terbanyak penderita keterlambatan bicara dan bahasa yaitu di atas 5 tahun (37 anak). Hasil pemeriksaan otoacoustic emission (OAE) didapatkan hasil pass pada telinga kanan sebanyak 42% (52 anak), telinga kiri 39% (49 anak) dan refer pada telinga kanan sebanyak 58% (73 anak), telinga kiri sebanyak 61% (76 anak). Pada pemeriksaan derajat pendengaran dengan brainstem evoked response audiometry (BERA) dan auditory steady state response (ASSR), didapatkan lebih banyak tuli derajat sangat berat, yaitu 66% pada telinga kanan dan 63% pada telinga kiri.
Kesimpulan: Penderita keterlambatan bicara dan bahasa lebih banyak pada lelaki dengan usia terbanyak di atas 5 tahun. Penderita sebagian besar mengalami gangguan pendengaran, dengan derajat terbanyak yaitu tuli sangat berat.
Â
Introduction: Speech and language disorders have long been a concern of pediatricians. This is due to various abnormalities that can accompany the disorder, as well as signi cant implications for the lives of children with disabilities. Speech and language disorders can be a result of various disorders such as mental retardation, hearing loss, perception disorders, psychosocial disorders, autism, elective mutism, receptive aphasia, and cerebral palsy.
Objective: This research is to nd out the description of auditory screening results in patients with delayed speech and language at the ENT policlinic of Sanglah general hospital, Denpasar.
Methods: This study was a descriptive study with a retrospective descriptive design by taking data from medical records of patients with delayed speech and language in the ENT policlinic of Sanglah general hospital on January 2017 to December 2017.
Results: Out of a total of 125 children studied, with 77 male and 48 female children, the highest age range of speech and language delays was above 5 years (37 children). On otoacoustic emission (OAE) examination obtained 42% of the right ear pass (52 children), 39% (49 children) left ear pass and 58% refer on the right ear (73 children), 61% refer on the left ear (76 children). On examination of the degree of hearing with brainstem evoked response audiometry (BERA) and auditory steady state response (ASSR), more severe degrees of deafness were obtained, namely 66% in the right ear and 63% in the left ear.
Conclusion: Patients with delayed speech and language was more in men with the most age above 5 years. Most su erers experience hearing loss, with the highest degree of deafness being Profound.