Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Profil pasien gangguan neurokognitif di RSUP Sanglah Denpasar

Abstract

Introduction: Cognitive is mental activity performed by human consciously, and the impairment could be evaluated objectively by several diagnostic tools. Neurocognitive disorders are no longer considered as part of ageing only, but also caused by brain focal lesion or other vascular diseases. Thus neurocognitive disorders can be found in any level of age with their own characteristics. Objective of this study was to determine the prevalence and profile of neurocognitive disorders in Sanglah Hospital Denpasar year 2016 until 2017, based on demographic, underlying diseases, risk factors and cognitive domain disturbed.

Method: Method of this study was a descriptive cross sectional study measured 163 neurocognitive disorders patients. We collected data from the medical record, and analyze the data.

Result: Result of this study was the highest neurocognitive disorders group were middle-aged adult (46.6%), male (65.6%), senior high school graduate (34.4%), unemployed (31.3%). Domain disturbed were memory (80.4%), executive (41.7%), language (23.3%), visuospatial (22.7%). Comorbidities and risk factors were stroke (62%), epilepsy (11%), CNS tumor (11%), CNS infection (9.2%), hypertension (54.6%), diabetes mellitus (17.2%), dyslipidemia (19%), coronary heart disease (11.7%), smoking (20.9%), and alcohol consumption (5.5%).

Conclusion: The occurance rate of inpatient with neurocognitive disorder in Sanglah Hospital is 8.81%. Males, between 41- 60 years old, senior high school graduates, and unemployment were dominating neurocognitive disorders in Sanglah Hospital. Memory disturbance was the most neurocognitive disorders found, and post-stroke neurocognitive disorder was the number one cause.


Pendahuluan: Fungsi kognitif merupakan aktivitas mental yang dilakukan secara sadar, dan gangguannya dapat diukur secara objektif menggunakan alat diagnosis baku. Gangguan neurokognitif tidak lagi hanya dihubungkan dengan proses penuaan, tetapi juga dihubungkan dengan lesi fokal otak atau faktor risiko vaskular lainnya. Hal ini menyebabkan gangguan neurokognitif yang dapat dijumpai di setiap tingkatan usia dengan karakteristik tersendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi dan profil pasien dengan gangguan neurokognitif di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2016 hingga 2017 berdasarkan demografis, penyakit dasar, faktor risiko, dan domain kognitif yang terganggu.

Bahan dan Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif potong lintang terhadap 163 pasien gangguan neurokognitif yang diambil dari rekam medis pasien untuk dinilai karakteristiknya.

Hasil: Hasil penelitian ini adalah angka kejadian gangguan neurokogitif pada pasien yang dirawat inap di RSUP Sanglah sebesar 8.81% dengan distribusi terbanyak pada kelompok usia dewasa madya (46,6%), lelaki (65,6%), pendidikan SMA (34,4%), dan tidak bekerja (31,3%). Domain yang terganggu adalah memori (80,4%), eksekutif (41,7%), bahasa (23,3%), visuospasial (22,7%). Komorbiditas dan faktor risiko gangguan neurokognitif adalah stroke (62%), epilepsi (11%), tumor SSP (11%), infeksi SSP (9,2%), hipertensi (54.6%), diabetes mellitus (17,2%), dislipidemia (19%), penyakit jantung koroner (11,7%), merokok (20,9%), dan konsumsi alkohol (5,5%).

Kesimpulan: Gangguan neurokognitif di RSUP Sanglah paling banyak didapatkan pada lelaki, rentang usia 41-60 tahun, berpendidikan SMA, dan tidak bekerja. Domain neurokognitif paling banyak terganggu adalah memori, dengan penyebab terbesar adalah gangguan neurokognitif akibat penyakit vaskular terutama pasca-stroke.


How to Cite

Pradnyaning, P. E., Widyastuti, K., Laksmidewi, A. P., & Adnyana, I. M. O. (2020). Profil pasien gangguan neurokognitif di RSUP Sanglah Denpasar. Medicina, 51(1). https://doi.org/10.15562/medicina.v51i1.328

HTML
129

Total
150

Share

Search Panel